Ketika Kesadaran Telah Tergantikan

Ketika Kesadaran Telah Tergantikan


Bismillahirrahmannirrahim.
بسم الله الرحمن الرحيم 

Ada orang yang ternyata telah meninggalkan tempat kebiasaan beragama islam dengan baik lalu meninggalkan tempatnya dan terpengaruh dengan yang lain. Inilah yang tercermin dalam sebuah acara yang jelas-jelas dikemas dan dinikmati oleh masyarakat akhir zaman.

Keadaan yang semakin hari semakin menuntut kita untuk lebih pandai ternyata tidak juga menjadikan kita berfikir lebih baik, malah menjadi lebih malas. Keadaan yang semakin hari semakin menuntut kita untuk lebih cepat ternyata tidak juga menjadi sebuah cambuk untuk kita bersegera, malah menjadi malas. Lagi-lagi kata-kata malas terngiang-ngiang dengan jelas dikepala kita. Sudah sejauh mana perubahan yang terjadi dalam diri kita, keseharian kita dan keluarga kita?

Aceh ataupun tempat lain yang telah berhasil menerapkan system syari'at islamiah yang lebih awal ketimbang wilayah kita sepatutnya dijadikan sebuah contoh yang akan kita ambil manfa'at karena kehidupan duniawi ini tidak lebih hanya menjadi jalan untuk kekekalan yang pasti diakhirat. Bukan malah sebaliknya yang ternyata dinikmati oleh segelintir orang, lalu merebak layaknya air bah, menjadi sebuah bahan tawaan, sebuah standup comedy, yang menyepelekan suatu struktur terbaik dalam penjagaan, dan pendidikan.





Betapa tidak, keadaan kota telah mengambil jantung hati setiap pemuda, orang tua, dan juga manula bahwa kenikmatan itu terdapat pada setiap yang bergemerlap, yang mengkilap, yang mewah, tanpa memperhatikan adanya tatanan dan juga aturan. Dinikmatinya perzinaan secara halus melalui tontonan. Lalu dilanjutkan lagi dengan kelalaian atas musik, lantunan senandung, yang semuanya tidak lebih hanya sebuah pemuasan atas nafsu yang telah terikat, sementara akal dibiarkan terkekang atau malah kehilangan kesadarannya.
Ketika kesadaran telah hilang, untuk tinggal disuatu wilayah yang jelas-jelas tidak mengindahkan adanya ilmu islam yang baik, baik konsep hingga penerapannya. Maka berhati-hatilah, kepada para pemuda/i, berhati-hatilah, kepada orang tua, berhati-hatilah, kelak Allah akan mempertanyakan setiap menit yang telah terpakai, dan setiap kelalaian yang telah tergadaikan.

Persis seperti yang telah diterangkan pada ayat berikut :


“Itulah mereka (tadinya) beriman lalu (menjadi) kafir lalu hati mereka terkuncu sehingga mereka tidak memahami.” (QS. 63:3)

Na’uzdubillah wa na’udzubillah min dzalik. Kerugian yang benar-benar nyata, dari yang asalnya tinggal di Aceh dan menerapkan system islamiah hingga kini tinggal di jakarta dan terkontaminasi yakni dengan pengingkarannya. Nastagfirulloh al-adzhim.

Pertanyaannya kini timbul, apakah tujuan yang sebenarnya ingin dicapai ketika seseorang menggunakan waktu dan kesempatannya untuk menertawakan system islamiah? Seperti mana seorang yang sedang tertidur lalu dibangunkan untuk bersegera melalukan wudhu karena telah dekat waktu shalat subuh. Jelas kita perhatikan ada 2 respond nya, yang pertama sulit dibangunkan yakni mereka yang telah terlena dan ingin menikmati lagi kelalaiannya. Sementara yang satu lagi dengan tenang bangun lalu bangkit karena ada kesadaran untuk meninggalkan kelalaiannya. Bagaimana dengan keadaan guyonan yang hari ini dinikmati oleh masyarakat? Yang satu memberikan celaan dalam bentuk sindiran, dan yang satunya lagi memberikan jawaban yang tidak lebih baik malah sama. Apa yang sebenarnya ingin dicapai? Apakah menikmati kelalaiannya? Sungguh kenikmatan seperti itukah yang kita cari?

Allah  telah jelas dalam menerangkan keadaan ini ketika keadaan ini terjadi, yakni kehilangan kesadaran. Dan sungguh kerugian yang akan didapat bukan keberuntungan kelak. Bukankah kita meyakini adanya kehidupan yang kelak abadi dan nyata (akhirat)?



“Dan bagi orang-orang yang ingkar terhadap Tuhan mereka maka (untuk mereka) adzab jahannam, itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. 67:6)

Saudaraku hari ini jangan jadikan ini sebagai hal yang ringan ditelinga maupun fikiranmu. Tetapi perhatikanlah dan jagalah baik-baik, agar tidak termasuk menjadi orang yang merugi. Sungguh hidup ini akan dipertanggung jawabkan! Semoga Allah  memudahkan kita untuk tetap pada ajaranNya dengan mengikuti sunnah Rasul  secara benar dan murni lillahita’ala.

Subhanakallahumma wabihamdika astagfiruka waatubu ilaik.
سبحانك اللهم وبحمدك اشهدان لااله الا انت استغفرك واتوب اليك


Comments

Popular posts from this blog

Dalam Keadaan Apapun Mintalah PadaNya

Bermula dari kebiasaan

Perlunya akan sebuah hikmah